Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Kukira “a” Ternyata “A”

Gambar
  Sore itu saya bengong dikit, tiba-tiba kepikiran ucapan guru waktu SD, SMP, dan SMA yang ditujukan ke saya dan ucapan itu sama-sama disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Saat SD , ada semacam ujian lisan namun diberikan studi kasus yang dijawab menggunakan penalaran. Seluruh siswa menyimak. Setelah saya jawab, Guru SD bilang: “wah, pinter juga kamu yah” (dalam hati berkata, padahal saya cuma ceplas ceplos aja). Waktu SMP , ada guru Bahasa Inggris yang suka bercanda dan melakukan hal-hal random. Suatu Ketika, saya diminta untuk maju kedepan menghadap teman-teman. Kemudian beliau merangkul saya sambil berkata: “Kalian lihat si Rahmat ini, menurut saya pas gede anak ini ganteng. Menurut kalian gimana?” (dalam hati ini yang paling mustahil dan malu banget coyy xixix :D). Waktu SMA , ada guru Fisika kalau saya tidak salah, yang berkata sambil menjuk ke saya: “Saya yakin kamu pasti sukses pas kuliah dan setelahnya” (saya melihat kebelakang agar tidak ke-GR-an, ternya...

Bergantung Harap Yang Salah

Gambar
  Bergantung Harap Yang Salah         Saudara pembaca yang budiman/budiwati, mungkin dari kita pernah merasakan beberapa pengalaman dimana ketika kita berharap pada seseorang, namun hanya kekecewaanlah yang didapatkan. Ya, meninggalkan periiih dihati. Misalnya mempercayakan suatu tugas kepada seseorang, namun tak diselesaikannya. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada seseorang, namun dia tak memberikan pertanda bahwa diapun menyukaimu. Atau kamu berharap dipuji dan mendapatkan pengakuan dari manusia, namun hanya keterasingan yang kau dapatkan.  Berharap kesembuhan dari dokter, berharap jadi pintar dari teman dan dosen, serta masih banyak contoh lain dimana kita berharap, hanya kepada manusia.     Ada yang sudah salah berharap, plus mendapatkan dosa dan kekcewaan. Terkadang, ada yang menangis sampai bunuh diri karena cintanya di duakan. Ini merupakan pengharapan yang salah. Dan kita juga mengingkari aktivitas tersebut. Ada ju...

"Nasihat Ayah"

 "Ayo nak!" ujar ayah. Aku masih bertanya-tanya dalam hati, mengapa ayah tiba-tiba mengajak aku untuk pergi tak tau hendak kemana. Sambil menggenggam jari-jari mungilku, sang ayah berkata, "Sampai besar, adik jangan pernah melupakan tempat ini ya!" Aku hanya mengangguk tanpa mengetahui alasan lebih dari perkataan ayah. .. Ketika fajar tiba, suara ayah memecahkan keheningan.  "Nak, ayo bangun .." "Hmm .. ada apa yah?" Ujarku dengan perasaan sedikit jengkel dan keadaan masih mengantuk. "Udah ayo bangun dulu. Kita siap-siap terus ikut ayah" "Huuamm, iya-iya" kataku sambil menguam melawan rasa ngantuk. Setelah siap-siap, aku masih terheran-heran mengapa ayah mengajakku pergi sedangkan pemandangan langit masih gelap diselimuti suhu yang sangat dingin. "Brrr.. dingin yah, adik masih ngantuk lagi" kataku. "Sini ayah gendong" ujar ayah. .. Akupun digendong ayah. Hangat pelukan ayah melupakanku akan dingin yang meny...

"TERSADAR"

Gambar
"TERSADAR" (Rahmad Arbadilah Damanik) Rabu, 05 Agustus 2020 Suara itu kembali terdengar sayup-sayup. Menggores kalbu yang kian tertutup. Memberikan pesan agar sadar dalam hidup. Memercikkan pelita tuk jiwa yang kian meredup. Bak bunga yang mekar setelah mengatup. Menerpa diri yang telah merasa cukup. Akhirnya ia pun mulai gugup. ... Suara itu lebih merdu dari petikan senar. Allahu Akbar Allahu Akbar ! Suara itu sangat jelas terdengar. Pemuda itu lantas tersadar dari jatuh terkapar. Seakan suara itu menampar lagi memberikan syiar dan kabar. Bahwa hidup ini bukan melulu tentang mencari suatu penghilang lapar. Ketika mengingat itu, serasa dirinya tertampar. Keangkuhan itu perlahan mulai bubar. Perlahan mengingat catatan hitam hidupnya lembar demi lembar. Sembari mengalir dari mulutnya untaian istighfar. Kemudian ia memaksakan diri untuk keluar. Keluar untuk menunaikan kewajiban yang sering ia langgar. Meski dia tahu bahwa hal itu amatlah sukar. Ditambah hati dan nafsu yang salin...