Kukira “a” Ternyata “A”

Gambar
  Sore itu saya bengong dikit, tiba-tiba kepikiran ucapan guru waktu SD, SMP, dan SMA yang ditujukan ke saya dan ucapan itu sama-sama disampaikan pada saat pembelajaran berlangsung. Saat SD , ada semacam ujian lisan namun diberikan studi kasus yang dijawab menggunakan penalaran. Seluruh siswa menyimak. Setelah saya jawab, Guru SD bilang: “wah, pinter juga kamu yah” (dalam hati berkata, padahal saya cuma ceplas ceplos aja). Waktu SMP , ada guru Bahasa Inggris yang suka bercanda dan melakukan hal-hal random. Suatu Ketika, saya diminta untuk maju kedepan menghadap teman-teman. Kemudian beliau merangkul saya sambil berkata: “Kalian lihat si Rahmat ini, menurut saya pas gede anak ini ganteng. Menurut kalian gimana?” (dalam hati ini yang paling mustahil dan malu banget coyy xixix :D). Waktu SMA , ada guru Fisika kalau saya tidak salah, yang berkata sambil menjuk ke saya: “Saya yakin kamu pasti sukses pas kuliah dan setelahnya” (saya melihat kebelakang agar tidak ke-GR-an, ternya...

Bergantung Harap Yang Salah

 

Bergantung Harap Yang Salah

      

Saudara pembaca yang budiman/budiwati, mungkin dari kita pernah merasakan beberapa pengalaman dimana ketika kita berharap pada seseorang, namun hanya kekecewaanlah yang didapatkan. Ya, meninggalkan periiih dihati. Misalnya mempercayakan suatu tugas kepada seseorang, namun tak diselesaikannya. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada seseorang, namun dia tak memberikan pertanda bahwa diapun menyukaimu. Atau kamu berharap dipuji dan mendapatkan pengakuan dari manusia, namun hanya keterasingan yang kau dapatkan.  Berharap kesembuhan dari dokter, berharap jadi pintar dari teman dan dosen, serta masih banyak contoh lain dimana kita berharap, hanya kepada manusia.

    Ada yang sudah salah berharap, plus mendapatkan dosa dan kekcewaan. Terkadang, ada yang menangis sampai bunuh diri karena cintanya di duakan. Ini merupakan pengharapan yang salah. Dan kita juga mengingkari aktivitas tersebut. Ada juga fenomena dimana terkadang kita takut tidak bisa masuk TNI/Porli, sekolah favorit, dan tempat pekerjaan yang kita inginkan kecuali dengan menyogok. Kita belum berusaha dan berdo’a kepada Allah, eh udah nyerah aja. Kemudian meragukan kemampuan diri, dan pertolongan dari Allah. “Tenang, aku ada backingan human-in”. Meskipun memang kondisi saat ini orang dalam merupakan batu loncatan. Tapi itu jangan ditiru ya..!

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman

Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

(QS. Asy-Syu’ara’ Ayat 217)

    Suatu hal yang perlu diingat adalah, berharap dan bergantung kepada manusia akan sering menghasilkan kekecewaan. Memang tak semuanya, namun dalam hal ini kita juga telah salah melabuhkan pengharapan. Berharaplah hanya kepada Allah Azza Wajalla. Dengan itu hati kita akan menjadi tenang dan adem.

Allah Azza Wajalla berfirman:               

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah Ayat 8)

    Halah, ngomongnya aja yang gampang, berharap hanya kepada Allah. Terus gimana cara agar kita tidak terlalu berharap kepada manusia? Memang kita semua menyadari, bahwa kita ini makhluk yang penuh khilaf dan juga lemah. Khilaf yang terkadang kita tetap berharap kepada manusia. Lemah karena kita tidak bisa melakukan suatu hal sendirian. Sulit? sulit, namun berusahalah menjauhinya. Maka dari itu selalu memohon pertolongan Allah, Perbaiki lagi hati kita, gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah, berhudznuzhon selalu kepada-Nya,  kemudian jadikanlah manusia hanya sebagai sebab, serta yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal. Gimana, cocok? Hehehe.

Penulis pernah mendengar ada untaian yang mengatakan bahwa “Berharaplah hanya kepada Allah saja, apabila hatimu terlalu berharap kepada selain-Nya, bersiaplah untuk Kecewa”.

Bergantunglah kepada Allah, jangan bergantung pada pohon atau tiang jemuran. Karena mereka bisa roboh,

Jangan bergantung pada manusia, karena mereka lemah dan akan mengantarkan kepada kekecewaan.

Maka kita harus bergantung kepada? Allah..  ah kurang kenceng. Sekali lagi katakan lebih keras. Kita harus bergantung kepada? Allah Azza Wajalla. Nah pinter..

Sebagai penutup, ada syair yang penulis rangkai terkait Insan yang salah dalam bergantung harap..

Disaat senyap

Emosinya meluap

Mulut tak sanggup berucap

Menangis hingga matanya sembap

Ketika kepercayaan kepada insan telah menetap

Semua hilang dalam sekejap..

Meyisakan rasa kecewa serta sakit hati yang sulit diungkap.

.

Namun dia sadar dan berdiri tegap.

Diatas sajadah yang telah tersingkap

Kepada Allah Ia menghadap.

Menjadikan-Nya sebaik-baik tempat berharap.

.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

.

(QS. Al Insyirah : 8)

.

Semoga bermanfa’at dan kita diberikan Allah Azza Wajalla kekuatan dan taufiq untuk selalu berharap kepadanya. Serta bisa istiqomah dalam iman hingga akhir hayat kita. Lahawla wala quwwata ila billah. Hasbunallahu wa ni’mal wakil.

Barakallahu Fiikum.

 

Hamba Allah Yang Fakir,

Rahmad Arbadilah Damanik

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELERA HUMOR: KECAKAPAN AGAR JADI CAKEP

MENTAL HEALTH DAN AGAMA: KONTRADIKTIF?

Kukira “a” Ternyata “A”