Kukira “a” Ternyata “A”

Jalan yang dilaluinya berbeda dengan jalan kebanyakan dari mereka. Jalannya terasa lebih pedih dan menyakitkan. Orang yang melihat atau mendengar kisahnya akan berkata “Tidak mungkin” atau “Sulit dipercaya!”. Mereka tidak tahu bahwa para pejuang tersebut tidak memiliki alasan untuk berhenti/berputus asa. Sebut saja mereka sebagai “para pejuang”. Yang mungkin saja sedang memperjuangkan pendidikannya, memperjuangkan impiannya atau yang sekedar memperjuangkan sesuap nasi untuk mulut keluarga kecilnya, namun dengan suguhan keterbatasan dan rintangan.
Seringkali mereka memperjuangkan itu dengan cucuran air mata, keringat dan darah. Darah, mungkin sedikit terkesan berlebihan untuk memaksudkan perjuangan yang teramat hebatnya. Namun tidak sedikit dari mereka yang memang harus berdarah-darah untuk berjuang. Padahal orang seperti mereka itu bisa saja rentan sekali untuk berpikir:
“Tuhan itu tidak adil”,
“Apakah pertolongan Tuhan itu nyata?”
“Aku harus berhenti, dan mengubur semua impianku”
Atau “Haruskah aku mengakhiri hidupku yang menyedihkan ini?”
Para pejuang itu sadar, jalan mereka menyakitkan. Namun mereka tidak punya pilihan, selain terus berjalan (tetap hidup dan berjuang). Para pejuang itu bisa saja adalah anda/kita, yang sedang memperjuangkan sesuatu dengan berbagai tantangan dan keterbatasan.
Memang, banyak orang diluar sana yang tidak harus merasakan kesulitan dalam menggapai sesuatu, dikarenakan keadaan mereka yang berkecukupan lagi mulus-mulus saja. Mereka akan menganggap cerita anda layaknya skenario film yang sengaja dikarang, dikarenakan teramat pilu dan menyedihkannya.
Orang kaya mungkin tidak akan pernah membayangkan sebelumnya, bagaimana ada seorang keluarga yang memasak dua bungkus mie instan, dan kemudian dibagi-bagi kepada enam orang anaknya untuk disantap. Mahasiswa yang berkecukupan dan setiap hari berbelanja di mall, mungkin sulit membayangkan bagaimana ada mahasiswa yang harus bekerja untuk membayar uang semeter dan biaya hidupnya sendiri di rantauan. Anak seorang bos yang memiliki perusahaan, mungkin tidak pernah merasakan bagaimana seseorang yang mengerahkan seluruh usaha kesana kemari demi sebuah pekerjaan. Seorang pejabat, mungkin tidak tahu ada rakyatnya yang menangis menahan lapar ditemani genteng yang bocor karena jualannya sepi, sedangkan dirinya kekenyangan. Kemudian orang-orang yang meremehkan bagaimana perjuangan seorang yang berlatih keras untuk meraih prestasi dan mewujudkan impiannya. Atau yang sedang berjuang untuk masuk kuliah dengan jalur tes, masuk Polri/TNI tanpa bantuan orang dalam, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi agar segera lulus namun terkendala masalah, dan banyak lagi.
“Mereka tidak akan percaya betapa pedih jalan yang telah kau lalui. Bahkan mungkin tak pernah mereka rasakan, sekalipun dalam mimpi terburuk mereka" - (ra.dsgn, mewakili sang pejuang diluar sana).
Juga tak perlu memberi tahu orang lain, betapa
pedihnya jalanmu saat ini. Allah mengetahui kondisi kita, dan kepada-Nya lah kita mengadu serta memohon segala kemudahan.
Kita tahu, setiap orang memiliki jalan hidup dan rezeki yang berbeda-beda. Abaikan jalan mulus mereka dan perhatikan lagi jalan kita. Teruslah berjalan, karena kita telah terlahir di dunia ini dengan segala konsekuensi dan fase-fasenya.
Menariknya, betapa banyak cerita inspiratif yang masyhur mengenai orang-orang di seluruh dunia yang sukses melalui jalan ini. Mereka merasakan dan bahkan sengaja mendatangi kesakitan demi sebuah angan. Bahkan bisa jadi colonel sanders sang pencipta KFC menganut sebuah pribahasa yang melegenda:
"Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"
Jadi, tanpa bermaksud bercanda, sementara kita harus berbisik kepada diri sendiri saat ini dengan ucapan:
"Selamat Menikmati Rasa Sakitmu".
Dan semoga rasa sakit itu akan segera hilang dan berganti dengan harga yang setimpal menurut harapan kita.
Ya, kita tidak harus memastikan apakah kesulitan yang dirasakan saat
ini merupakan keberuntungan atau malah sebaliknya. Suatu keberuntungan, bagi
yang merasa bahwa kepedihan itu dapat menjadi pemantik semangat berjuang atau menjadi
tantangan/warna warni kehidupan. Sedangkan yang menganggap sebaliknya, bagi
mereka yang merasa bahwa kondisi tersebut merupakan sebuah kesialan belaka.
Semoga hari anda menyenangkan!
Dan apapun kondisinya, semoga hari anda tetap dibuat jadi menyenangkan!
-------------
Semua contoh dan sekelumit tulisan diatas terinspirasi dan mengutip kisah nyata dari orang-orang yang pernah penulis temui ..
(RAD 14/07/22)
Semangat menebar manfaat.
BalasHapusBarakallahu fiik